Kamis, 26 November 2015

Dikutip dari Pesan Imam Syafi'i

Biarkan hari berlalu dengan segala lakunya,
 Lapangkan dada atas segala Takdir-Nya

Janganlah gundah dengan segala derita
Karena cobaan dunia hanya sementara


Tangguhkan jiwa atas segala nestapa
Hiasi diri dengan maaf dan sikap setia

Semua aib akan dapat tertutup dengan kelapangan dada
Layaknya kedermawanan menutupi cela manusia

Tak ada kesedihan yang abadi, begitupun suka ria
Dan tak ada pula cobaan yang kekal, begitupun riang gembira

Di depan musuh, janganlah engkau bersikap lemah
Karena hinaan dari seteru adalah bencana

Dan jangan pernah berharap dari kikir durjana
Karena api takkan menyediakan air untuk si haus dahaga

Rizkimu takkan berkurang karena ditunda
Dan takkan bertambah karena lelah mencarinya

Bila engkau punya hati qona'ah bersahaja
Tak ada bedanya engkau dengan pemilik dunia

Bila kematian sudah datang waktunya
Tak ada lagi langit dan bumi yang bisa membela

Ingatlah, dunia Allah sangat luas tak terhingga
Tapi bila takdir tiba, angkasa pun sempit terasa

Maka biarkanlah hari berlalu setiap masanya
Karena kematian tak ada obat penawarnya

(Imam Syafi'i)

Rabu, 25 November 2015

Jarak bukan hukuman

Ada rindu yang ingin aku sampaikan

Ada banyak cerita yang ingin aku bagi

Ada senyum yang ingin aku lihat

Ada sebuah bahu yang ingin aku pinjam

Ada sebuah tangan yang ingin aku gengam

Ada banyak hal yang ingin aku sampaikan

Seperti kemarin

Saat semangatnya dia mendengarkan ceritaku

Seperti kemarin ketika hadirnya sudah cukup untukku

Seperti kemarin saat semua cerita dapat aku bagi

Seperti kemarin ada hari yang selalu aku tunggu

Katanya jarak bukan untuk menghukumku

Tapi nyatanya aku rasakan hukumannya

Ketika hanya sebuah suara saja tidak bisa lagi sering didengar

Lalu apa lagi yang harus aku rindu

Jika semua dendam harus terbalas

Mengapa semua rindu tidak bisa terbalas ?

Minggu, 15 November 2015

Tumpukan rindu

Kamu setitik rindu yang tertumpuk
Hadir kembali ketika bumi semakin menua
Kamu dulu tertimbun
Aku pikir kamu akan hilang
Seperti perahu kertas yang hanyut terbawa sungai
Nyatanya tidak
Kamu selalu disini
Ikut melangkah kemanapun aku pergi
Lalu sekarang kamu muncul
Menyadarkan aku bahwa kamu bukan perahu kertas yang aku kira telah hanyut
Kamu tumpukan rindu
Yang seharusnya bisa bisa aku rapihkan
Nyatanya
Sekarang aku hanya bisa membuat tumpukan itu semakin tinggi mengunung dan entah kapan bisa tersusun rapi
Bukannya aku malas merapihkan rindu itu
Hanya saja aku selalu menikmati rasa rindu itu...

Kamu

Ada sedih yang tak bisa diungkapkan . ingin marah entah marah kepada waktu atau marah pada keadaan .
Mungkin hanya karena keinginnan yang sebenarnya belum tentu baik jika dipaksakan . atau tentang hati dan mulut yang kadang ga sependapat atau mungkin juga karena tentang keegoisan hati yang ga mau sedikit mengalah pada waktu .
Sebenernya ini bukan karena aku ga bisa berdiri tegak lagi tapi ini hanya karena aku yang terlalu lama membiarkan hati dirawat inap berlama lama padahal mungkin seharusnya sudah bisa pulang dan berdiri lagi. sebenarnya ini bukan karena kepergianmu . tapi mungkin karena ini merubah kebiasaanku . bukan sebenernya ini bukan salah waktu . bukan juga juga salah keadaan seharusnya aku tidak lagi mencari siapa yang salah disini . ini tentang kita . yang sekarang menjadi aku dan kamu . Seharusnya ini menjadi biasa saja karena sebelumnya juga memang seperti itu tapi ternyata ada yang berubah . tentang kamu yang sebenarnya tidak harus aku panggil kamu yang sedang asik berlari sampai tak sempat menengok kebelakang padahal disini aku sedang beristirahat sejenak.
Bukan nya aku ingin kamu berbalik arah . bukan juga aku ingin kamu menunggu disana . Seharusnya aku bisa berlari secepat kamu . larimu sekarang sudah semakin jauh jangan terus berlari cepat nanti kamu kelelahan .

Senin, 09 November 2015

sebening embun dipagi hari

 banyak hal yang di dalam hidup kita yang kadang ga sesuai dengan keinginan kita , bukan sekali atau dua kali , mungkin lebih dari lima kali kita mengalaminya , entah itu soal pekerjaan , pendidikan atau bahkan soal perasaan , ga jarang juga kita kehilangan yang sebetulnya hal itu tuh jawaban dari doa yang terdahulu kita , kalo udah kaya gitu kita ga bisa nyalahin siapapun apalagi nyalahin allah ,
Ga munafik , mungkin kadang kita ngerasa kecewa dan ngeliat orang lain lebih beruntung daripada kita lalu lupa apa yang kita masih punya . 
ga jarang mungkin kita nanya dalam hati "ko kaya gini sih" tanpa kita mikir apa sebabnya bisa kaya gini . 
sekarang bukan waktunya kita tanya kenapa dan kenapa sekarang waktunya kita syukuri seberapa banyaknya hal yang masih kita punya , 
ngerelain itu bukan seberapa besar kita bisa lupa sama apa yang udah pergi dan ilang dari hidup kita , ngerelain itu lebih ke rasa syukur , lebih banyak belajar ikhlas , nyerahin semuanya sama allah , karena allah  tanpa ada maksud lain , dan jangan sampe menjadi maksud lain (Ino) .
hidup ini bukan soal semua keinginan yang bisa kita capai , hidup ini soal seberapa banyaknya kita berterima kasih sama allah atas apa yang kita punya sekarang , 
bukan karna kita ga dapet apa yang kita inginin , lalu kita bisa lupain apa yang kita milikin , 
hidup itu natap kedepan , bolehlah sesekali kita liat kebelakang buat apa? 
cuman buat perbandingan , apa kita udah maju atau masih nikmatin di zona yang seharusnya udah kita lewatin sejak lama , sebening embun di pagi hari , semoga rasa syukur kita bisa terus ada ..