Ada hal-hal tertentu yang kamu simpan baik-baik dalam hati, berusaha dengan sebaik mungkin kamu simpan rapat-rapat, sesekali kamu merasakan ingin membuang dan seolah ingin mempunyai kemampuan menghapus seluruh memory itu, nyatanya terkadang, saat sunyi datang justru memory itu yang menemanimu, sesekali kamu menikmatinya, tapi tidak jarang pula kamu menangis karena rasa rindu. Tidak mudah memang, namun bukankah waktu demi waktu kamu selalu mencoba berdamai dengan masalalumu?
Lantas apa salahnya jika mereka sesekali menghampirimu, jika masih ada sakit yang mungkin kamu rasakan mungkin kamu hanya baru berkata Ikhlas dan belum memaknai arti dari kata ikhlas itu sendiri, tidak mudah memang, lalu jika kamu tau hal itu memang tak akan mudah untuk apa kamu berusaha dengan keras menghapus semuanya? bukankah itu diluar kendalimu? bukankah itu semua diluar kemampuanmu, kamu mungkin yang menyimpan semua memory itu di otakmu, merasakan dengan hatimu, tapi bahkan bukankah hatimu juga memang bukan milikmu?
Kamu sering berangapan bahwa kamu bisa menguasai hatimu dengan baik, tapi nyatanya bahkan kamu tak punya kendali sedikitpun jika ada rasa bahagia, rasa sakit atau rasa yang lain yang tiba-tiba datang, kamu hanya mampu merasakannya tanpa mampu untuk menentukan rasa apa yang ingin kamu rasakan saat ini. bukankah itu suatu pembuktian yang jelas bahwa bahkan hati kita sendiri sama sekali tak mampu kita kendalikan.
Lantas ketika Tuhan memilihkan yang terbaik menurutNya kamu masih sering bertanya dan banyak meminta yang lainnya, namun terkadang lupa mensyukuri untuk apa yang telah Tuhan beri, terlalu terfokus untuk apa yang telah lalu dan terlalu membuang waktu untuk mengenang yang sudah pergi.
Sampai ketika ada sesuatu yang sudah Tuhan kirimkan untukmu, kamu masih terlalu sibuk dengan yang sudah tidak ada sampai melewatkan hal-hal baik yang ada di depanmu.
Saat aku menulis ini, tak ada satu hal pun yang aku anggap mudah atau hanya sekedar tulisan belaka, ini untukku, untukmu dan untuk sekedar pengingat kita semua, bahwa ada beberapa hal didunia ini yang terjadi diluar kendali kita.
Sabtu, 23 Juni 2018
Jumat, 08 Juni 2018
08 Juni 2018
Kebanyakan dari kita selalu membuat standar kebahagian untuk diri sendiri, mengantungkan harap untuk hal hal yang bisa membuat hati kita senang, dan terlalu meyakini apa yang kita anggap baik pasti akan baik untuk kita, sampai kita lupa ada hal-hal kecil diluar itu yang jauh lebih bisa menentramkan hati kita.
Terkadang kita terlalu terfokus pada apa yang belum kita miliki, dan memberi keyakinan pada hati bahwa itu memang yang kita butuhkan, sampai pada akhirnya apa yang kita dapatkan ternyata ga sesuai dengan harapan kita, rasa marah, rasa kecewa, rasa kesal tentu manusiawi sekali jika kita merasakannya, lalu kita mengesampingkan logika dan akal sehat kita, berlarut dalam rasa kecewa yang sebetulnya tidak perlu terlalu lama kita rasakan.
Mungkin, apa yang kemarin kita perjuangkan dengan susah payah, apa yang kita jaga dengan susah payah tenyata menjadi alasan rasa kecewa terbesar kita untuk hari ini, bisakah dengan mudah kita berdamai dengan hati kita? bisakah kita memberi tau hati kita kalau nyatanya hal itu bukan yang terbaik untuk kita?
Terkadang kita lupa berterimakasih pada Tuhan, untuk hal-hal kecil yang kita miliki, sampai akhirnya Tuhan mengambilnya kembali, barulah kita sadar dengan betul bahwa apa yang kita butuhkan nyatanya sudah kita miliki sebelumnya, sekali lagi terkadang kita hanya terfokus pada hal yang kelihatannya indah.
Tak jarang apa yang paling membuat kita bahagia justru menjadi alasan terbesar untuk kesedihan yang kita alami, untuk rasa kecewa yang mungkin akan kita dapat di kemudian hari. karena kita terlalu mengantungkan semua harap yang kita miliki pada satu hal, sampai kita lupa tak ada jaminan apapun yang akan menjamin kita tak akan merasa kecewa pada akhirnya.
Kita akan banyak belajar setelah kita banyak mengalami kejadian kejadian yang kurang menyenangkan, tapi terkadang kita selalu mengulangi cara yang sama seperti sebelumnya, sampai akhirnya ending yang sama kembali kita dapatkan lagi.
Lucu memang, tapi nyatanya kebanyakan orang selalu mengulanginya lagi dan lagi.
Langganan:
Postingan (Atom)