Jumat, 08 Juni 2018

08 Juni 2018

Kebanyakan dari kita selalu membuat standar kebahagian untuk diri sendiri, mengantungkan harap untuk hal hal yang bisa membuat hati kita senang, dan terlalu meyakini apa yang kita anggap baik pasti akan baik untuk kita, sampai kita lupa ada hal-hal kecil diluar itu yang jauh lebih bisa menentramkan hati kita. 

Terkadang kita terlalu terfokus pada apa yang belum kita miliki, dan memberi keyakinan pada hati bahwa itu memang yang kita butuhkan, sampai pada akhirnya apa yang kita dapatkan ternyata ga sesuai dengan harapan kita, rasa marah, rasa kecewa, rasa kesal tentu manusiawi sekali jika kita merasakannya, lalu kita mengesampingkan logika dan akal sehat kita, berlarut dalam rasa kecewa yang sebetulnya  tidak perlu terlalu lama kita rasakan. 

Mungkin, apa yang kemarin kita perjuangkan dengan susah payah, apa yang kita jaga dengan susah payah tenyata menjadi alasan rasa kecewa terbesar kita untuk hari ini, bisakah dengan mudah kita berdamai dengan hati kita? bisakah kita memberi tau hati kita kalau nyatanya hal itu bukan yang terbaik untuk kita?

Terkadang kita lupa berterimakasih pada Tuhan, untuk hal-hal kecil yang kita miliki, sampai akhirnya Tuhan mengambilnya kembali, barulah kita sadar dengan betul bahwa apa yang kita butuhkan nyatanya sudah kita miliki sebelumnya, sekali lagi terkadang kita hanya terfokus pada hal yang kelihatannya indah.

Tak jarang apa yang paling membuat kita bahagia justru menjadi alasan terbesar untuk kesedihan yang kita alami, untuk rasa kecewa yang mungkin akan kita dapat di kemudian hari. karena kita terlalu mengantungkan semua harap yang kita miliki pada  satu hal, sampai kita lupa tak ada jaminan apapun yang akan menjamin kita tak akan merasa kecewa pada akhirnya.

Kita akan banyak belajar setelah kita banyak mengalami kejadian kejadian yang kurang menyenangkan, tapi terkadang kita selalu mengulangi cara yang sama seperti sebelumnya, sampai akhirnya ending yang sama kembali kita dapatkan lagi. 

Lucu memang, tapi nyatanya kebanyakan orang selalu mengulanginya lagi dan lagi.  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar